BeritaBerita Kecamatan

Stunting di Kota Malang Turun, Namun Ikhtiar Harus Terus Dilanjutkan

KLOJEN GAYENG – Pemerintah kota Malang berupaya menekan angka bayi stunting atau kurang gizi dengan berbagai cara. Meski jumlahnya terus turun, namun ikhtiar yang telah dilakukan harus terus dilanjutkan.

Hal itu disampaikan Wali Kota Malang H. Sutiaji di acara Rembuk Stunting Kamis (29/4) di Ballroom Hotel Atria Malang. Tampak Ketua TP PKK Kota Malang Hj. Widayati Sutiaji dan Kepala Dinas Kesehatan dr Husnul Muarif ikut mendampingi dalam acara tersebut.

Menurut Sutiaji, di tahun 2020 angka stunting di Kota Malang turun menjadi 14,53 persen dari tahun sebelumnya sebesar 17.48 persen. Namun penurunan angka tersebut harus terus dilakukan secara masif. “Bukan saja kewajiban Dinas Kesehatan namun juga menjadi kewajiban seluruh elemen di masyarakat” ujarnya.

Menurut Sutiaji, seluruh perangkat daerah, utamanya yang memiliki tugas dan fungsi bersinggungan langsung dengan penanganan stunting diminta untuk bersama-sama menjalankan 8 rencana aksi konvergensi yang telah kita tetapkan. “Salah satunya adalah pelaksanaan rembuk stunting pada hari ini, kehadiran seluruh komunitas dan OPD terkait pada acara hari ini menjadi wujud komitmen kita bersama dalam rangka penekanan angka stunting di Kota Malang,” tukasnya.

Dengan adanya Rembuk Stunting, diharapkan dapat menyepakati program dan kegiatan pencegahan stunting secara terintegrasi. ”Agar program yang telah dijalankan dapat berdampak pada penurunan angka stunting” tandasnya.

Sementara itu, Plt. Camat Klojen Drs. R. Achmad Mabroer ditemui usai acara menyampaikan bahwa, di Kecamatan Klojen masih masih ada dua kelurahan yang perlu mendapat perhatian khusus. Yakni kelurahan yang angka stuntingnya masih lebih dari 20 persen. Dua Kelurahan tersebut meliputi, Kiduldalem dan Samaan.