Berita Kecamatan

Kecamatan Klojen Menuju Zero Kasus Stunting, Diganjar Penghargaan Oleh Penjabat Walikota Malang

Keberhasilan Kecamatan Klojen dalam menekan angka stunting membuahkan hasil. Pada Senin (20/5/2024), Klojen mendapatkan penghargaan sebagai kecamatan terbaik dalam menurunkan stunting. Atas keberhasilan dalam penurunan kasus stunting di wilayah  Kecamatan Klojen, Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM mengapresiasi dengan memberikan penghargaan.

“Ini untuk memicu dan mendorong tidak hanya OPD namun juga kecamatan dan kelurahan. Bahwa ini adalah tanggungjawab bersama dan menjadi ujung tombak penurunan stunting di  Kota Malang Malang,” ujar Wahyu, Senin (20/5/2024).

Adapun penerima penghargaan di wilayah Kecamatan Klojen untuk Tingkat puskesmas meliputi  Puskesmas Rampal Celaket. Sedangkan di tingkat kecamatan yakni Klojen. Berikutnya di tingkat kelurahan ialah Rampal Celaket, dan Klojen.

“Selama ini mereka sudah melakukan beberapa inovasi. Mereka juga menunjukkan secara riil data-data yang dihasilkan oleh kecamatan, kelurahan, dan puskesmaa untuk penurunan stunting di wilayah masing-masing,” ucapnya.

Sementera itu, Camat Klojen Drs. Heri Sunarko, M.Si mengatakan, angka stunting di wilayah kerjanya mendekati nol kasus. “Data terakhir di (Kelurahan) Rampal Celaket tinggal 2 anak, tuturnya.

Selain itu, Sejak awal 2021, Kecamatan Klojen menjadi salah satu inovator pengurangan angka stunting di Kota Malang. Berbagai program penurunan stunting dilakukan oleh seluruh unsur masyarakat. Mulai dari pemerintah, PKK, hingga linmas.

Seperti di Kelurahan Kiduldalem dengan program Dapur Sehat. Dengan membagikan makanan bergizi untuk warga. “Penggalian dana juga dari masyarakat,” tuturnya.

Selain itu di Kelurahan Samaan juga terdapat program ” Klenting” yakni donasi bersama RT dan RW dengan menyumbangkan koin-koin untuk memenuhi gizi pencegahan Stunting. Di Kelurahan Gading Kasri juga dengan program “Gerus Stunting”. Dan masih banyak lainnya.

Camat Klojen Drs. Heri Sunarko, M.Si menyebutkan Stunting terjadi tidak pada anak setelah lahir, tetapi sebelum itu. Yakni pada usia pranikah.” Untuk itu beberapa kelurahan kami juga menggunakan media seperti kentongan yang dibunyikan setiap jam 7, untuk mengingatkan minum tablet tambah darah, tuturnya.

Penghargaan yang diterima tersebut menjadi pendorong untuk lebih bersemangat dalam menekan angka stunting. Menurutnya stunting tidak bisa berhenti tanpa dipangkas dasarnya saja. Melainkan juga dari masalah air hingga infrastruktur memengaruhi perkembangan kasus stunting. “Menjadi garapan pekerjaan bersama. Membutuhkan kerja sama dari semua pihak yang punya niat,” tutupnya.