Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang menggelar Dialog Perencanaan Pembangunan Inklusif (DiRAngKuL) di Kantor Kecamatan Klojen, Rabu (28/8/2024) kemarin. Dialog tersebut membahas persiapan perencanaan pembangunan Kota Malang tahun 2026, yang nantinya akan disusun dalam kamus usulan dan menjadi pedoman saat perencanaan.
Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu, SH., M.Hum mengapresiasi partisipasi serta usulan dari masyarakat, terutama dari Kecamatan Klojen yang selama ini selalu berjalan dengan maksimal. Untuk perencanaan 2025, jumlah usulan yang telah diakomodir sebanyak 795 usulan dari 1.767 usulan. Dwi berharap untuk perencanaan 2026 yang diawali dengan DiRAngKuL ini bisa berjalan maksimal lagi.
“Kami merasa cukup efektif dilakukan, karena begitu ketemu dengan masyarakat dan kumpul dengan lurah dan camat, itu semakin menambah wawasan masyarakat. Sehingga masyarakat semakin tahu, bahwa kalau mengusulkan hanya karena keinginan, pasti akan tercoret,” terang Dwi.
Dwi menegaskan, apabila permasalahan yang disampaikan betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat, maka bisa masuk kamus usulan. Jika kemampuan keuangan daerah mencukupi, maka yang diakomodir saat Musrenbang pun semakin banyak.
Namun demikian, di tahun ketiga DiRAngKuL ini, Dwi juga mengajak seluruh pihak yang mengikuti DiRAngKuL ini untuk terus cermat saat menyampaikan pengusulannya. Termasuk, juga ikut mengawal sampai saat pelaksanaan.
“Jangan sampai saat ini mengusulkan, fisik, ternyata kemudian pada saat PU mau bangun, tidak jadi. Misalnya, bangun gorong gorong, pada saat pelaksanaan, jalan itu satu sisi akhirnya timbul macet. Lalu ada masyarakat terganggu, atau ternyata itu di wilayah perbatasan ada masyarakat lain yang protes. Mungkin sosialisasinya yang kurang,” tutur Dwi.