Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang menggelar Rakorda Lansia tahun 2024, di Hotel Ijen Suites, Selasa (8/10/2024). Sejumlah stakeholder atau pemangku kepentingan yang terkait lansia, dihadirkan pada kesempatan tersebut, baik dari pemerintah, perangkat daerah, kelompok dan komunitas lansia.
Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu menjelaskan, Rakorda Lansia ini untuk mengevaluasi apa saja kegiatan dan program lansia yang telah berjalan dan perlu ditingkatkan. Selain itu, juga menggali program dan kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh kalangan lansia kedepannya
“Karena ke depan jumlah lansia pasti akan makin banyak. Sehingga kami harus menata kegiatan apa yang diperlukan, dan fasilitas apa yang diperlukan oleh lansia,” terang Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu.
Melalui kegiatan ini pula, lanjut Dwi Rahayu, juga sekaligus membuka wawasan lansia terkait perencanaan dan kegiatan apa yang pas dilakukan oleh lansia. Misalnya, saat ini lansia sudah mulai memahami bahwa yang paling dibutuhkan ternyata adalah kegiatan yang bersifat pemberdayaan. Contohnya pelatihan kewirausahaan, pelatihan urban farming, pelatihan budidaya ikan dan lain sebagainya.
“Yang paling banyak memang pelatihan dan pemberdayaan lansia, agar lansia tidak menganggur. Kalau ada kegiatan, kan jadi kumpul dengan temannya, ada ilmu yang didapat, syukur-syukur dari pelatihan bisa mengembangkan untuk kebutuhannya sendiri,” jelas dia.
Selain itu, hasil dari Rakorda Lansia ini, juga bisa menjadi masukan bagi Bappeda Kota Malang. Sebab pihaknya kini tengah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Dengan program dan kegiatan lansia yang baik, Dwi berharap Kota Malang bisa menjadi kota yang ramah lansia.
“Kota Malang menurut saya sudah ramah lansia. Hanya perlu pengakuan nasional. Misalnya, kami sudah membuat taman lansia, gedung gedung ramah lansia dan sebagainya,” sebut dia.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kota Malang Muhammad Sailendra menyampaikan, Pemkot Malang berkomitmen untuk memberikan rasa kenyamanan dan aman bagi lansia. Dengan indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2023 mencapai 84,08 persen, angka harapan hidup di Kota Malang mencapai 75,48 tahun. Pihaknya pun akan terus melakukan sejumlah upaya strategis baik dari penguatan lembaga, peningkatan derajat kesehatan lansia, kesehatan lingkungan, dan perlindungan hak lansia.
“Lansia adalah keniscayaan. Jadi kalau bapak ibu tidak mengurusi lansia, sama dengan tidak mengurusi diri sendiri ke depan. Maka saat rakor ini, perangkat daerah lebih banyak mendengar dari komunitas lansia, apa kebutuhan yang sekiranya diperlukan oleh komunitas lansia. Lima tahun lagi, bisa jadi kita sudah lansia dan bisa menikmati yang telah diprogramkan Pemkot Malang,” tutupnya.