Berita Kecamatan

Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana, Banjir dan Tanah Longsor Jadi Perhatian

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Tak kurang dari 800 personel lintas sektor mengikuti Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan di Lapangan Buring, Kedungkandang, Kota Malang, Rabu (8/11/2023). Apel dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi ini untuk memastikan kesiapan personel dan peralatan penunjang menjelang pergantian musim kemarau ke musim penghujan nanti.

Usai pemimpin apel, Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM mengatakan bahwa banjir dan tanah longsor masih menjadi perhatian khusus. Hal ini mengingat Kota Malang terlintasi beberapa sungai besar seperti Sungai Amprong dan Brantas serta banyaknya permukiman warga di daerah aliran sungai. Meski demikian bencana alam lain seperti angin puting beliung dan gempa bumi juga patut diwaspadai.

Untuk mencegah dan menekan terjadinya hingga imbas dari bencana alam ini, Wahyu menyebutkan Kota Malang menyiagakan ribuan personil. Dari lima kecamatan, setiap kecamatan setidaknya ada 1.000 personel gabungan yang terdiri dari BPBD, Linmas, TNI-Polri dan relawan. Keberadaan kelurahan tangguh pun dari 57 kelurahan di Kota Malang juga dioptimalkan untuk memetakan daerah rawan bencana.

“Sinergitas dari beberapa elemen yang terkait dengan bencana itu sudah tergambarkan, dan mudah-mudahan tidak ada bencana. Tetapi apabila ada bencana, insyaallah teman-teman semua dengan siap, tadi sudah apel, kemudian dengan simulasi, kemudian kita cek kesiapsiagaannya termasuk peralatannya, alhamdulillah kita siap,” urainya

Camat Klojen Drs. Heri Sunarko Menerima bantuan dari BPBD Kota Malang berupa Perahu Donat dan Pompa Air

Berdasarkan data BPBD Kota Malang, di tahun 2022 terjadi 479 bencana alam dan pada tahun 2023 ini hingga 7 November terjadi 211 bencana alam. Dari lima kecamatan, Kecamatan Kedungkandang yang rawan terjadi banjir dan tanah longsor. “Saat musim hujan nanti masyarakat hendaknya waspada, tetap berpola hidup sehat dan tidak membuang sampah di saluran air,” imbuh Wahyu.

“Selain kesiapsiagaan petugas dan peralatan penunjangnya, pola hidup atau kebiasaan masyarakat ini juga akan turut menekan dan bahkan mencegah terjadinya bencana. Oleh sebab itu, mari kita bergerak bersama dan saling menguatkan,” pungkasnya. (say/yon)