Berita Kecamatan

Peristiwa 31 Juli 1947, Layak masuk sebagai Peringatan hari Besar Daerah Kota Malang

Peringatan peristiwa Pertempuran Jalan Salak heroik tanggal 31 Juli 1947 yang diperingati tahun 2023 ini terasa istimewa. Bersamaan dengan Peringatan Upacara dan Tabur Bunga pada Senin 31 Juli 2023 di Monumen Pahlawan TRIP. Walikota Malang bersama Forum Pimpinan Daerah Kota Malang hadir dalam acara tersebut. Kurang lebih 300 orang undangan termasuk perwakilan TRIP Jakarta, Surabaya, Jember, Bojonegoro dan daerah lainnya turut hadir. Dalam sambutannya Walikota Malang menyampaikan bahwa pihaknya akan segera merespon usulan Paguyuban TRIP untuk menjadikan setiap tanggal 31 Juli menjadi Peringatan Hari Besar Daerah. Seperti yang diketahui bahwa MAS TRIP PD Malang Raya mengajukan peristiwa pertempuran 31 Juli 1947 sebagai hari yang perlu di peringati secara resmi oleh Pemerintah Kota Malang.

Didepan keluarga besar Paguyuban TRIP yang antusias menyimak sambutan Walikota, mereka tidak bisa menyembunyikan kegembiraanya terkait dengan komitmen Walikota Malang atas beberapa usulan TRIP. Selain untuk menjadikan 31 Juli sebagai peringatan Hari Besar Daerah, diusulkan pula muatan lokal atas perjuangan Pelajar Pejuang TRIP pada kurikulum pendidikan dasar.

Camat Kecamatan Klojen, Drs. Heri Sunarko berfoto bersama Foprkopimda Kota Malang seusai mengikuti Peringatan peristiwa Pertempuran Jalan Salak heroik tanggal 31 Juli 1947 di Makam Pahlawan TRIP

Sekjen MASTRIP Pusat. Kolonel ChK (Purn) R. Hudi “Hendik”Purnomo, menyatakan bahwa peringatan tahun ini sungguh terasa istimewa. “Komitmen Pemerintah Kota Malang sungguh luar biasa, terlebih sambutannya Walikota Malang menunjukkan kesungguhan menjadikan setiap 31 Juli menjadi peringatan Hari besar Daerah,”. Sementara itu Herry “Kelik”Tjahyono wakil ketua PD TRIP Malang Raya menyatakan bahwa PD Malang Raya telah melakukan serangkaian audiensi kepada Walikota Malang dan Sekretaris Daerah. Dalam pertemuan tersebut nampak jelas keinginan Paguyuban TRIP sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Malang. Yakni upaya pewarisan sejarah perjuangan Pelajar Pejuang pada revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan. Sebagai kota Mahasiswa dan kota Pelajar, Malang memerlukan sebuah ikon perjuangan. Sehingga tidak berlebihan apabila setiap 31 Juli diperingati sebagai puncak kepahlawanan Kota Malang oleh para pelajar pejuang TRIP yang masih berusia 14-19 tahun.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso menyambut baik rencana untuk menjadikan peringatan 31 Juli sebagai bagian agenda peringatan hari besar daerah. Namun demikian perlu dilakukan kajian kesejarahan sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Kota Malang. Sejalan dengan hal tersebut bahwa muatan lokal atas peristiwa gugurnya 35 pahlawan pejuang pelajar TRIP perlu dibuatkan kajian kurikulum. Pertimbangan pentingnya adalah bahwa generasi penerus perlu meneladani nilai-nilai kejuangan membela bangsa. Dengan demikian semboyan “Kuteruskan perjuangan hingga akhir jaman”semakin relevan dan membumi di kota Malang. (Djaja)

Sumber : https://malangretro.com/